Tiap keluarga memiliki kebiasaan serta kebudayaan yang berbeda. Tidak percaya?
Saat mayoritas masyarakat Indonesia menganggap kentut adalah perkara jorok, memalukan dan tidak sopan. Di keluargaku kentut diperlakukan berbeda.
Bagi keluargaku, kentut bukanlah suatu yang haram untuk dikeluarkan di muka umum. Asalkan tidak bau.
Berdasarkan kepercayaan (keluargaku), Menahan kentut terlalu lama akan menyebabkan beberapa penyakit seperti “Angin duduk” dan juga Ambeiyen.
Malah, bila kita terlalu lama menahan kentut, yang terjadi adalah kentut kita akan berbau tidak sedap. Dan biasanya tidak bersuara. Sedangkan jika kita rutin mengeluarkan kentut, kentut kita tidak akan bau dan memiliki suara yang menggelegar.
Yang jadi masalah adalah jika cuaca sedang tidak ramah. Saat kami berkumpul baik saat menonton TV di ruang keluarga ataupun sedang makan, maka pantat kami terkadang saling tegur. Saling sapa.
Bila ada temanku yang kebetulan datang, aku hanya dapat tersenyum dan berkata.
“Biasa… Tradisi keluarga…”,
Abdac
ahaha… ternyata ada ya tradisi seperti itu?
ya… bergitulah…
hahahah. . .
kentut. . .alhamdulillaah?
tandanya sehat. .
tapi kalau kentut di sembarang tempat namanya keceplosan ya mas?
#itu yang buat malu, mungkin? 🙂
Tergantung cara kita memandang kentut 🙂
Kalau aku sih, selama tidak mau ya tidak malu… Yang malu, kalau bau. “Habis makan apa tadi mas…?”.
Ketahuan deh…